Kakek Buta Tempuh Sambungmacan-Sragen Untuk Mendapat Sesuap Nasi

Seorang kakek buta berusia 72 tahun membuka pintu rumahnya yang terbuat dari kayu Senin, (15/4/2019). Dia, Agung Bejo warga Pangkel, Sambungmacan, Sragen. Di rumah yang beralaskan tanah dan berdinding anyaman bambu Bejo tinggal sendirian.

Bejo menuturkan, istrinya meninggal dunia 2 tahun lalu akibat kecelakaan. Sama dengan Bejo, istrinya juga mengalami kebutaan. Bejo dan istrinya dikaruniani seorang anak. “Saya punya anak satu. Tetapi anak saya itu nakal sudah lama pergi dan tidak kunjung pulang-pulang,” ucap Bejo.

Setiap hari Bejo bekerja sebagai juru pijat di salah satu emperan toko jalan Sukowati, daerah Kutorejo, Sragen Tengah, Sragen. Walaupun dalam keadaan buta ia pulang pergi Sambungmacan Sragen naik ojek, bis dan berjalan kaki.

“Untuk pulang dan pergi kerja saya harus merogoh ongkos sebanyak 40 ribu. Itu termasuk ongkos jasa menyeberang karena untuk sampai ke Sragen saya harus menyeberang jalan raya dan ditarik biaya 4 ribu rupiah,” ucapa Bejo.

Dia menjelaskan setiap hari pelanggannya hanya sekitar 1 sampai 3 orang bahkan terkadang ia juga tidak mendapatkan pelanggan. “Walaupun sudah tua saya ndak mau menyusahkan orang lain Mas. Meskipun dalam keadaan buta saya harus tetap cari makan sendiri. Kalau saya buka usaha pijit di sini nanti tidak payu Mas. Makanya saya memaksakan diri ke Sragen,” kata Bejo.

Mengetahui kondisi Bejo, Lazismu memutuskan untuk membantunya. Senin (15/4/2019) Anggota Staff Lazismu Kantor Layanan Sambungmacan, Nada dan Dina menyerahkan santunan kepada Bejo. “Semoga Mbah Bejo bantuan yang diberikan Lazismu Sragen dapat bermanfaat bagi Mbah Bejo dan dapat memenuhi kebutuhannya,” tutur Dina.

Leave a Comment

Bagikan Kepada Teman

Facebook
WhatsApp
Twitter